Syair Ibnul Jauzi rahimahullah dalam kitab Bustanul Wa’idziin wa Riyadhus Saami’iin:

 

الصَّومُ جُنَّةُ أَقْوَامٍ مِن النَّار … والصَّومُ حِصْنٌ لِمَنْ يَخْشَى مِن النَّار

والصَّوم سِتْرٌ لِأَهْلِ الخَيْرِ كُلِّهِم … الخَائِفِيْنَ مِن الأَوْزَارِ والعَارِ

والشَّهرُ شَهْرُ إلٰهِ العَرْشِ مَنَّ بِهِ … رَبٌّ رَحِيْمٌ لِثِقَلِ الوِزْرِ ستَّارِ

فَصَامَ فِيْهِ رِجَالٌ يُرْبِحُوْنَ بِهِ … ثَوَابَهمْ مِن عَظِيْمِ الشَّأْنِ غَفَّارِ

فَأَصْبَحُوْا فِي جِنَانِ الخُلْدِ قَدْ نَزَلُوْا … مِن بَيْنِ حُوْرٍ وَأَشْجَارٍ وَأَنْهَارِ

 

Puasa adalah perisai para kaum dari api neraka,

Puasa juga merupakan benteng bagi mereka yang takut akan pedihnya neraka..

 

Puasa adalah penutup (aib) bagi seluruh orang-orang baik.

Yaitu orang-orang yang takut akan maksiyat dan memiliki rasa malu..

 

Bulan ini adalah bulan Ilah Arsy yang dikaruniakan.

Oleh Rabb Yang Maha Pengasih karena banyaknya keburukan (hamba-Nya) yang ingin Dia tutupi..

 

Maka orang-orang pun berpuasa dengan mengharap keuntungan,

Pahala dari keagungan Rabb Yang Maha Pengampun.

 

Jadilah mereka berada di dalam surga-surga yang kekal, dimana mereka tinggal.

Diantara mata air, pepohonan, dan sungai-sungai..

 

Definisi Puasa Ramadhan

Puasa adalah menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa dari terbitnya fajar shadiq hingga terbenamnya matahari. Puasa Ramadhan adalah puasa yang dilakukan selama bulan Ramadhan dan bersifat fardhu ‘ain bagi seorang mukallaf dan memenuhi syarat sah dan syarat wajibnya puasa Ramadhan.

 

Keutamaan Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan memiliki sangat banyak keutamaan, diantaranya:

  1. Bulan diturunkannya Al-Qur’an
  2. Setan-setan dibelenggu
  3. Pintu neraka ditutup
  4. Pintu surga dibuka
  5. Malam lailatul qadr
  6. Waktu terbaik bersedekah
  7. Bulan penuh ampunan

 

Peristiwa Penting di Bulan Ramadhan

Ada beberapa peristiwa penting yang terjadi di bulan Ramadhan, diantaranya yaitu:

  1. Al-Qur’an diturunkan
  2. Lailatul Qadr
  3. Nabi pertama kali menerima wahyu
  4. Perang badr
  5. Fathu Makkah
  6. Wafatnya Khadijah
  7. Wafatnya Fatimah
  8. Wafatnya Ali bin Abi Thalib
  9. Perang Tabuk
  10. Islam pertama masuk ke Yaman
  11. Peruntuhan berhala Al-Uzza oleh Khalid bin Walid
  12. Penaklukan Kota Thaif
  13. Penaklukan Andalusia
  14. Penaklukan negeri Mongol
  15. Berbagai macam peperangan
  16. Proklamasi Kemerdekaan RI

 

Keutamaan Puasa Ramadhan

  1. Pahala tanpa batas
  2. Bau mulut di sisi Allah lebih wangi dari kesturi
  3. Meraih 2 kebahagiaan, ketika berbuka dan ketika berjumpa dengan Rabb
  4. Jalan meraih Taqwa
  5. Diampuni dosa-dosa yang telah lalu
  6. Penghalang dari siksa neraka
  7. Memberikan syafa’at
  8. Pintu surga khusus
  9. Mencegah dari penyakit syahwat dan maksiyat
  10. Doa-doa mustajab

 

Persiapan Menjelang Ramadhan

  1. Berbekal ilmu
  2. Kesiapan jasmani dan rohani
  3. Melunasi utang puasa
  4. Bertaubat
  5. Memperbanyak amal shalih, terutama :
  • Puasa sunnah
  • Banyak membaca Al-Qur’an
  • Qiyamul lial
  1. Banyak berdoa kemudahan

 

Mulainya Puasa Ramadhan

Puasa Ramadhan diwajibkan ketika telah masuk tanggal 1 Ramadhan, yaitu dengan sebab salah satu dari 5 hal berikut:

  1. Telah sempurna bilangan Sya’ban 30 hari,
  2. Rukyatul hilal(melihat hilal Ramadhan), dengan kesaksian dan kejujuran orang yang melihatnya meskipun orang fasik,
  3. Menetapkannya dengan kejujuran orang yang tidak melihatnya tetapi persaksiannya adil (jujur),
  4. Khabar dari seseorang yang adil riwayatnya, yang terpercaya, baik yang mendengar kabar tersebut membenarkan ataupun tidak, atau tidak dipercaya akan tetapi orang yang mendengar membenarkannya.
  5. Dugaan masuknya Ramadhan dengan ijtihad, bagi yang tersamar atau ragu akan hal tersebut (di atas).

 

Syarat Sah Puasa

Syarat sah puasa ada 4, yaitu:

  1. Islam,
  2. Berakal,
  3. Suci dari semisal haidh, dan
  4. Dalam waktu yang diperbolehkan untuk berpuasa.

 

Syarat Wajib Puasa

Syarat wajib puasa ada 5, yaitu:

  1. Islam,
  2. Taklif (baligh dan berakal),
  3. Mampu,
  4. Sehat, dan
  5. Muqim (tidak bersafar).

 

Rukun Puasa

Rukun puasa ada 3, yaitu:

  1. Niat pada malamnya, yaitu setiap malam selama bulan Ramadhan,
  2. Menahan diri dari segala yang membatalkan puasa ketika masih dalam keadaan ingat, bisa memilih (tidak ada paksaan) dan tidak dalam keadaan bodoh yang diterima udzurnya.
  3. Orang yang berpuasa.

 

Wajib Qadha dan Kafarah

Selain mengqadha puasa, diwajibkan membayar kafarah besar. dan mendapat teguran/peringatan keras atas orang yang merusak puasanya di bulan Ramadhan sehari penuh dengan jima’ (hubungan suami-istri), juga dia berdosa karena hal tersebut. Kafarah besar tersebut yaitu:

  • Membebaskan satu orang budak,
  • Jika tidak diperoleh, berpuasa dua bulan berturut-turut,
  • Jika tidak mampu, memberi makan kepada 60 orang miskin.

 

Wajib Imsak dan Qadha

Wajib imsak (menahan diri dari yang membatalkan puasa) dan mengqadha (mengganti) puasa Ramadhannya pada 6 tempat, yaitu:

  1. Pada bulan Ramadhan, bukan di selainnya, bagi orang yang sengaja membatalkannya,
  2. Bagi orang yang tidak niat puasa Ramadhan di malam harinya,
  3. Bagi orang yang sahur dengan dugaan masih malam, padahal sudah terbit fajar,
  4. Bagi orang yang berbuka dengan dugaan Maghrib padahal belum,
  5. Bagi orang yang sebelumnya meyakini bahwa hari tersebut akhir Sya’ban tanggal 30, kemudian diketahui bahwa ternyata awal Ramadhan telah tiba, dan
  6. Bagi orang yang terlanjur minum air bekas dari kumur-kumurnya atau dari air yang dimasukkan ke hidungnya saat berwudhu.

 

Pembatal Puasa

Diantara perkara-perkara yang membatalkan puasa yaitu :

  1. Segala sesuatu yang sampai dengan sengaja ke dalam perut/rongga tubuh
  2. Segala sesuatu yang masuk lewat kepala (termasuk makan dan minum dengan sengaja)
  3. Suntik/pengobatan dengan memasukkan sesuatu ke salah satu dari dua jalan (kemaluan depan dan belakang)
  4. Muntah dengan sengaja
  5. Hubungan intim (jima’) secara sengaja di kemaluan wanita
  6. Keluar mani (sperma) sebab persentuhan
  7. Haid
  8. Nifas
  9. Melahirkan
  10. Gila
  11. Pingsan dan mabuk di sepanjang siang
  12. Murtad

 

Pembagian Hukum Orang Yang Tidak Berpuasa

Tidak berpuasa di bulan Ramadhan ada 4 jenis hukum, yaitu:

  1. Wajib, seperti wanita haidh dan nifas,
  2. Dianjurkan, seperti orang musafir dan orang sakit,
  3. Boleh, seperti orang gila, dan
  4. Haram, seperti orang yang mengakhirkan qadha Ramadhan hingga mepet waktunya padahal mampu malakukannya (di waktu longgar).

 

Pembagian Orang Yang Tidak Berpuasa

Pembagian orang yang tidak berpuasa ada 4, yaitu:

  1. Tidak berpuasa yang mengharuskan qadha dan fidyah, ada 2:
  2. Tidak berpuasa karena takut orang lain, dan
  3. Tidak berpuasa dengan mengakhirkan qadha hingga datang Ramadhan berikutnya padahal mampu,
  4. Tidak berpuasa yang mengharuskan qadha tetapi tidak fidyah. Hal ini banyak terjadi, seperti orang yang pingsan,
  5. Tidak berpuasa yang mengharuskan fidyah tanpa qadha, yakni orang tua renta yang tak sanggup lagi berpuasa, dan
  6. Tidak qadha dan tidak fidyah, yaitu orang gila yang tidak di

 

Fidyah : memberi makan kepada satu orang miskin untuk satu hari puasa Ramadhan yang ditinggalkan. Pendapat yang rajih, besaran makanannya disesuaikan dengan standar adat setempat. Bisa dibayarkan sekaligus untuk beberapa orang miskin ataupun bertahap. Misal memberi makan 10 orang miskin untuk 10 hari fidyah puasa, atau dengan 10 kali memberi makan untuk 1 orang miskin.

 

Bukan Pembatal Puasa

Perkara yang masuk ke rongga mulut tetapi tidak sampai membatalkan puasa ada 7, yaitu :

  1. Sesuatu yang masuk ke rongga mulut karena lupa,
  2. Karena Kebodohan/tidak tau hukum,
  3. Dipaksa orang lain,
  4. Kemasukan sesuatu sebab air liur yang mengalir diantara gigi-giginya, sedangkan ia tidak mungkin mengeluarkannya.
  5. Sesuatu yang masuk ke rongga mulut berupa debu jalan,
  6. Sesuatu yang masuk berupa ayakan tepung,
  7. Kemasukan lalat yang sedang terbang atau yang semisalnya.

 

 

Aktivitas 24 Jam Di Bulan Ramadhan

  • Bangun tidur, membaca dzikir bangun tidur, kemudian mandi atau berwudhu.
  • Hendaknya berniat dan berusaha untuk menjaga wudhu (apabila batal, berwudhu lagi, dan dianjurkan untuk sholat sunnah 2 raka’at setiap selesai wudhu).
  • Shalat tahajud tambahan dari shalat tarawih, lalu ditutup dengan shalat witir jika belum melakukan shalat witir, kemudian bisa dilanjutkan dengan membaca Al-Qur’an.
  • Memperbanyak istighfar dan doa.
  • Makan sahur, dimana lebih baik diakhirkan. Waktu makan sahur berakhir ketika masuk waktu fajar shubuh.
  • Menuju ke masjid untuk sholat shubuh berjama’ah (terutama bagi laki-laki), sholat sunnah tahiyyatul masjid kemudian memperbanyak istighfar dan membaca Al-Qur’an.
  • Menjawab adzan kemudian berdoa setelah adzan.
  • Menahan diri dari makan dan minum serta pembatal puasa lainnya mulai dari terbit fajar shubuh hingga tenggelamnya matahari.
  • Melaksanakan shalat sunnah Fajar dua raka’at.
  • Menunggu iqomah dengan berdoa dan membaca Al-Qur’an.
  • Setelah shalat Shubuh, berdzikir adzkar setelah sholat kemudian beri’tikaf di masjid, membaca dzikir pagi, membaca Al-Qur’an, atau mendengarkan majelis ilmu hingga matahari terbit, lalu melaksanakan shalat syuruq 2 raka’at, dimana pahalanya seperti pahala haji dan umrah yang sempurna.
  • Melakukan aktivitas dan bekerja seperti biasa.
  • Melakukan shalat Dhuha minimal dua raka’at.
  • Memperbanyak amal shaleh, diantaranya bersedekah dan membaca Al-Qur’an.
  • Menjelang waktu dzuhur menyempatkan untuk tidur siang walau sesaat atau biasa disebut qoilulah.
  • Ketika dekat waktu sholat dzuhur, bersegera menuju ke masjid dengan berdzikir, shalat sunnah tahiyyatul masjid, menjawab adzan, berdoa, sholat sunnah rawatib dan membaca Al-Qur’an.
  • Sholat sunnah rawatib ba’diyah setelah sholat dzuhur, berdzikir setelah sholat, dan menyempatkan diri untuk membaca Al-Qur’an.
  • Melakukan aktivitas dan bekerja seperti biasa.
  • Memperbanyak amal shaleh, diantaranya bersedekah dan membaca Al-Qur’an.
  • Ketika dekat waktu sholat ashar, bersegera menuju ke masjid dengan berdzikir, shalat sunnah tahiyyatul masjid, menjawab adzan, berdoa, sholat sunnah rawatib dan membaca Al-Qur’an.
  • Melakukan aktivitas dan bekerja seperti biasa.
  • Memperbanyak amal shaleh, diantaranya bersedekah dan membaca Al-Qur’an.
  • Berupaya untuk bersedekah memberi makan dan minum orang yang berbuka puasa.
  • Membaca adzkar petang.
  • Menunggu waktu berbuka dengan berdoa, berdzikir atau membaca Al-Qur’an.
  • Berbuka puasa dengan memperhatikan adab makan-minum dan berbuka puasa.
  • Menjawab adzan lalu berdoa setelahnya.
  • Pergi ke masjid dengan berdzikir
  • Mengerjakan shalat sunnah rawatib setelah shalat Maghrib.
  • Makan secukupnya kemudian berangkat ke masjid untuk shalat Isya dan Tarawih.
  • Shalat sunnah tahiyyatul masjid, menjawab adzan, berdoa, sholat sunnah rawatib dan membaca Al-Qur’an.
  • Berdzikir setelah sholat kemudian sholat sunnah rawatib ba’diyah
  • Melaksanakan shalat tarawih berjama’ah dengan sempurna di masjid (tidak berpaling hingga imam selesai, dimana berdasarkan hadits bahwa pahalanya adalah seperti pahala shalat semalam suntuk).
  • Membaca doa setelah shalat Witir.
  • Melakukan tadarus atau membaca Al-Qur’an.
  • Melakukan aktivitas atau pekerjaan sebelum tidur, bisa juga mengulang pelajaran atau amal shalih lainnya.
  • Berwudhu sebelum tidur, membaca dzikir sebelum tidur, kemudian berbaring dengan lambung sebelah kanan sebagaimana adab tidur Nabi. Dianjurkan untuk tidur lebih awal (jauhkan HP dan matikan kuota data ketika hendak tidur), setel alarm agar bisa bangun di sepertiga malam terakhir.

 

Sumber Referensi :

  • Kitab Bustanul Wa’idziin wa Riyadhu As-Sami’iin karya Ibnul Jauzi, Abul Faraj, Abdurrahman bin Abil Hasan Al-Baghadadi rahimahullah.
  • Matan Al-Ghayah wa At-Taqriib karya Abu Syuja’ Ahmad bin Hasan bin Ahmad Al-Ashfahani rahimahullah.
  • Matan Safiinatun Najah Fii Maa Yajiibu ‘Ala Al-Ibad Li Maulaahu, karya Syaikh Salim Samir Al-Hadhromi Asy-Syafi’i

 

..والله تعالى أعلم.. ولله الحمد والتوفيق

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *