Ada pertanyaan menarik dari santri saya dan menjadi bahan diskusi mereka dengan guru mapel Bahasa Indonesia, yaitu masalah yang juga sedang hangat dibicarakan oleh pakar bahasa, pendidikan, hingga anak. Tentang kata “Anjay” yang lagi viral. Bahkan katanya bisa dipidanakan. Mengusut asal-muasal kata ini, sebagian menyebutnya sebagai bahasa gaul, bahasa slang, bahasa alay, namun yang jelas kata ini biasa digunakan untuk sesuatu yang tidak disuka, bahkan bisa disebut sebagai plesetan dari kata “anj**g, an**r, anc**t, ba**ke, dsb. Yang menariknya adalah ada sebagian akademisi yang berhujjah bahwa kata tersebut berasal dari Al-Qur’an, disalah satu artikel mereka menyebutkan : “Ada setidaknya 9 kalimat “anjay” yang tercatat di dalam Al-Qur’an. Salah satunya adalah ayat” :

وَأَنْجَيْنَا مُوْسَى وَمَنْ مَعَهُ أَجْمَعِيْنَ

“Dan Kami selamatkan Musa dan orang – orang yang bersamanya”.

Saya jelas tidak setuju dengan pernyataan ini, bahkan hendaknya seorang berhati – hati dalam menyatakan suatu keilmuan yang dia tidak yakin dan tidak ada ilmu yang benar tentangnya. Setau saya, tidak ada lafazh atau kata “anjay” dalam Al-Qur’an ataupun bahasa Arab yang merupakan bahasa Al-Qur’an.

Bahasa Arab itu unik, sebagian besar katanya berasal dari fi’il yang ditashrif, walaupun sebagian ulama hijaz berpendapat mashdar adalah asal dari tashrifan. Dan kata fi’il tersebut sebagian besarnya adalah tsulatsiy (terdiri dari 3 huruf).

Adapun asal kata yang dimaksud, adalah fi’il tsulatsi mujarrod :

نَجَى – يَنجُوْ

Najaa – Yanjuu

Dia telah selamat – Dia (sedang) selamat / akan selamat

Kemudian ditambah 1 huruf menjadi fi’il tsulatsi mazid bi harfin wahid, yaitu :

أَنْجَى – يُنْجِيْ

Anjaa – Yunjii

Dia telah meyelamatkan – Dia (sedang) menyelamatkan / akan menyelamatkan

Kemudian fi’il tersebut, fi’il madhi ditashrif tashrif lughowi menjadi :

أَنْجَى – أَنْجَيَا – أَنْجَوْا – أَنْجَتْ – أَنْجَتَا – أَنْجَيْنَ – أَنْجَيْتَ – أَنْجَيْتُمَا – أَنْجَيْتُمْ – أَنْجَيْتِ – أَنْجَيْتُمَا – أَنْجَيْتُنَّ – أَنْجَيْتُ – أَنْجَيْنَا

Anjaa – Anjayaa – Anjaw – Anjat – Anjataa – Anjayna – Anjayta – Anjaytumaa – Anjaytum – Anjayti – Anjaytumaa – Anjaytunna – Anjaytu – Anjaynaa

Dia (1 pa) telah menyelamatkan – Dia (2 pa) telah menyelamatkan – Mereka  (≤ 3  pa) telah menyelamatkan –  Dia (1 pi) telah menyelamatkan – Dia (2 pi) telah menyelamatkan – Mereka  (≤ 3 pi) telah menyelamatkan – Anda (1 pa) telah menyelamatkan  – Anda (2 pa) telah menyelamatkan – Kalian (≤ 3 pa) telah menyelamatkan – Anda (1 pi) telah menyelamatkan – Anda (2 pi) telah menyelamatkan – Kalian (≤ 3 pi) telah menyelamatkan – Saya  telah menyelamatkan – Kami telah menyelamatkan

Jadi, secara bahasa ataupun istilah tidak ada lafazh “Anjay”, dan dalam bahasa Arab tidak bisa satu kata atau lafazh dipotong, seperti “Anjay” diambil dari kata “Anjayna”, tentu ini salah dan tidak ada dasarnya. Bahkan dalam membaca Al-Qur’an, kita tidak dibenarkan untuk memotong atau berhenti di pertengahan kata.  

Adapun lafazh “Anjaynaa” terdapat di 14 ayat dalam Al-Qur’an, yaitu QS :

2:50, 7:64, 7:72, 7:83, 7:141, 7:165, 11:116, 20:80, 21:9, 26:65, 26:119, 27:53, 27:57, 29:15

Sedangkan, “Anjayta” ada di 1 ayat, yaitu QS 10:22.

Wallaahu a’lam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *