Siapa pahlawan tanpa tanda jasa yang paling mulia buatmu? Kalau itu adalah guru, maka guru apa yang paling mulia jasanya menurutmu??
Aku jawab ajalah ya.. Guru yang paling mulia jasanya bagi kita adalah guru mengaji kita. Bagaimana tidak, merekalah yang mengajarkan kepada kita cara membaca kalamullah, kitabullah. Mereka adalah sebaik-baik orang yang disebutkan dalam hadits.
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
“Sebaik-baik orang di antara kamu adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya (kepada orang lain)” (HR. Bukhari no. 4739).
Kemudian, yang kedua adalah guru Bahasa Arab kita, yang mengajarkan kepada kita Bahasa Arab. Dengannya kita bisa mengerti akan makna bacaan Al-Qur’an kita, dapat menghayati dan mentadabburi setiap ayat yang kita baca. Dan itu tentu termasuk di dalam sebaik-baik orang yang disebutkan dalam hadits.
Dengan adanya mereka bi idznillah, kita bisa lancar dan benar dalam membaca Al-Qur’an, paham maknanya dengan benar, mudah dalam menghafalnya, semangat dalam belajarnya, cinta dan semangat dalam mengamalkannya. Sungguh Al-Qur’an merupakan sumber petunjuk dan keberkahan, 1 hurufnya bernilai 10 pahala kebaikan.
Al-Qur’anul Kariim, Kalamullah;
أَشْرَفُ كِتَابٍ نَزَلَ بِهِ أَشْرَفُ مَلَكٍ فِيْ أَرَشَْفِ لَيِلَةْ فِيْ أَشْرَفِ شَهْرٍ فِيْ أَشْرَفِ بُقْعَةٍ وَفِيْ أَشْرَفِ غَارٍ بِأَشْرَفِ لُغَةٍ وَإِلَى أَشْرَفِ أُمَّةٍ عَلَى أَشْرَفِ نَبِيٍّ هُوَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. القُرْآنُ جَعَلَهُ اللّهُ مُبَارَكًا فِيْ كُلِّ شَيْءٍ.
“Kitab yang paling mulia, diturunkan melalui perantara Malaikat yang paling mulia (Jibril ‘alaihissalam), di malam yang paling mulia (lailatul qadr), bulan yang paling mulia (Ramadhan), di tempat yang paling mulia (Mekkah dan Madinah), di dalam gua yang paling mulia (Gua Hira), dengan bahasa yang paling mulia (Bahasa Arab), kepada ummat yang paling mulia (Ummat Islam terkhusus ummat Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam), pada Nabi yang paling mulia, yaitu Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam, Allah Ta’ala menjadikannya penuh keberkahan di segala sisinya” (kitab Kun Min Ahli Al-Qur’an (1/1) karya Amir bin Muhammad Al-Madri Hafizhahullah).
Oleh karenanya, guru mengaji dan yang mengajarkan kita Bahasa Arab adalah guru kita yang paling mulia, keberkahan bagi kita dengan memuliakannya.
Sebuah fakta di lapangan, banyak anak-anak bahkan yang sudah masuk usia dewasa namun belum lancar membaca Al-Qur’an. Bahkan diantara mereka terus melanjutkan ke sekolah-sekolah umum hingga perguruan tinggi umum yang tidak ada pembinaan sama sekali terhadap pendidikan Al-Qur’an anak didiknya.
Diantara fakta lain yaitu banyak para orang tua yang baru memasukkan anak-anaknya ke pesantren di tingkat SMP atau SMA. Banyak pesantren yang para pengasuhnya mengeluh karena anak-anak didik yang diterima di pesantrennya, belum bisa membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Apalagi kalau itu pesantren yang peminatnya tak banyak sehingga tak bisa menyeleksi para santrinya.
Hal ini tentu disebabkan kekurangan mereka dalam proses belajarnya yang seharusnya bisa intensif dan maksimal di masa TK-SD mereka. Orang tuanya seakan kurang peduli dengan pendidikan anaknya, atau mungkin hanya sekedar menitipkan anaknya di TPQ yang kurang berkompeten dan tak ikut mengontrol bacaan anaknya di rumah.
Padahal, seharusnya, kalau melihat keutamaan menjadi pengajar Al-Qur’an yang begitu besar, maka para orang tua harusnya berlomba-lomba dalam menjadi pengajar untuk anaknya. Setiap huruf yang dibaca oleh sang anak dengan benar, para pengajar in syaa Allah akan ikut mendapatkan kebaikan atasnya karena ilmu bermanfaat yang diajarkannya, dan seterusnya, diajarkan dari generasi ke generasi hingga menjadi ilmu jariyah yang sangat bermanfaat. Sungguh sangat disayangkan kalau keutamaan yang sangat mulia ini diambil oleh orang lain.
والله تعالى أعلم..
اللهم اجعلنا من أهل القرآن وخاصته واجعل القرآن الكريم ربيع قلوبنا وذهاب همومنا وجلاء أحزاننا ومؤنسا لنا في الدنيا وشفيعا لنا في الآخرة. آمين يا رب ابعالمين.