Al-Hafiz Ibnu Hajar al-Asqalani (W 852 H) berkata bahwa Jamaluddin, Ibrahim bin Muhammad bi Sa’ad ath-Thibi rahimahumullah (W 706 H) berkisah,
كَانَ النَّصَارَى يَنْشُرُوْنَ دُعَاتَهُمْ بَيْنَ قَبَائِلِ الُمغُوْلِ طَمَعًا فِيْ تَنْصِيْرِهِمْ وَقَدْ مَهَّدَ لَهُمْ الطَّاغِيَةُ هُوْلَاكُوْ سَبِيْلَ الدَّعْوَةِ بِسَبَبِ زَوْجَتِهِ الصَّلِيْبِيَّةِ ظَفَر خَاتُوْن، وَذَاتَ مَرَّةٍ تُوَجِّهُ جَمَاعَةٌ مِنْ كِبَارِ النَّصَارَى لِحُضُوْرِ حَفْلِ مُغُوْلِي كَبِيْر عُقِدَ بِسَبَبِ تَنَصُّرِ أَحَدِ أُمَرَاءِ المُغُوْل، فَأَخَذَ وَاحِدٌ مِنْ دُعَاةِ النَّصَارَى فِيْ شَتمِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم، وَكَانَ هُنَاكَ كَلْبُ صَيْدٍ مَرْبُوْطٌ، فَلَمَّا بَدَأَ هٰذَا الصَّلِيْبِيُّ الحَاقِدُ فِيْ سَبِّ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم زَمْجَرَ الكَلْبُ وَهَاجَ ثُمَّ وَثَبَ عَلَى الصَّلِيْبِيِّ وَخَمَشَهُ بِشِدَّةٍ، فَخَلَصُوْهُ مِنْهُ بَعْدَ جُهْدٍ .
فَقَالَ بَعْضُ الحَاضِرِيْنَ: هٰذَا بِكَلَامِكَ فِيْ حَقِّ مُحَمَّدٍ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ. فَقَالَ الصَّلِيْبِيُّ: كَلَّا بَلْ هٰذَا الكَلْبُ عَزِيْزُ النَّفْسِ رَآنِيْ أُشِيْرُ بِيَدِيْ فَظَنَّ أَنِّيْ أُرِيْدُ ضَرْبَهُ، ثُمَّ عَادَ لِسَبِّ النَّبِيِّ وَأَقْذَعَ فِيْ السَّبِّ، عِنْدَهَا قَطَعَ الكَلْبُ رِبَاطَهُ وَوَثَبَ عَلَى عُنُقِ الصَّلِيْبِيِّ وَقَلَعَ زَوْرَهُ فِيْ الحَالِ فَمَاتَ الصَّلِيْبِيُّ مَنْ فَوْرِهِ، فَعِنْدَهَا أَسْلَمَ نَحْوُ أَرْبَعِيْنَ أَلْفاً مِنَ المُغُوْلِ.
Kaum Nashrani dahulu mereka biasa menyebarkan para misionaris mereka ke kabilah-kabilah bangsa Mongol dengan tujuan agar mereka kaum Mongol masuk ke dalam agama Nashrani.
Pemimpin otoriter dan diktator Mongol saat itu, Hulagu Khan (W 663 H) pun, melapangkan dan memudahkan jalan dakwah mereka, dikarenakan permaisuri paling dicintainya, Zhafar Khatun (Dokuz Khatun) (W 663 H), merupakan seorang Nashrani.
Pada suatu hari, para petinggi dakwah Nashrani pun datang mengunjungi para pembesar Mongol di kerajaan, mereka hadir untuk merayakan masuk Kristennya salah seorang pembesar Mongol.
Pada saat itu, terdengar salah seorang da’i pembesar Nashrani yang dengki kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam, menghina dan melecehkan Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Tidak jauh darinya, ada seekor anjing yang terikat dengan tali. Dia pun masih saja melakukan penghinaan terhadap Nabi shallallahu alaihi wa sallam, hingga anjing itu pun menggonggong marah ke arahnya dan semakin kuat menggonggong. Sejurus kemudian anjing itu pun melompat menerkam ke arahnya dan mencakarnya dengan kuat.
Orang-orang pun dengan susah payah berusaha melepaskannya hingga berhasil membebaskannya dari serangan anjing tersebut.
Beberapa orang yang hadir pun mengatakan: ‘Ini akibat penghinaanmu terhadap Muhammad -shallallahu alaihi wa sallam-’.
Dia pun mengelak: ‘Bukan, anjing ini sebenarnya anjing baik, namun marah karena melihat aku memberi isyarat dengan tangan sehingga dia menyangka aku akan memukulnya.’
Orang Nashrani itu pun kemudian kembali melanjutkan penghinaannya kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan semakin menjadi-jadi. Anjing itu pun kembali bangkit semakin marah hingga mampu melepas ikatannya, kemudian melompat ke leher orang Nashrani tersebut dan mengoyak-ngoyak rongga dadanya, hingga, orang Nashrani itu pun tewas mengenaskan dengan seketika.
Dari kejadian itu, seekor anjing dari Mongol yang membela kehormatan Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, ada sekitar empat puluh ribu orang Mongol yang mendapat hidayah masuk Islam.
(Ad-Duror al-Kaminah fi a’yanil Miah ats-Tsaminah, 3/202)
وَذَكَرَ الذَّهَبِيُّ هٰذِهِ القِصَّةَ فِيْ مُعْجَمِ الشُّيُوْخِ (ص ٣٨٧) بِإِسْنَادٍ صَحِيْحٍ. وَقَالَ الذَّهَبِيُّ: شَاهِدُ القِصَةِ وَهُوَ جَمَالُ الدِّيْنِ، قَالَ: وَافْتَرَسَهُ الكَلْبُ وَأَنَا أَنْظُرُ ثُمَّ عَضَّ عَلَى الصَّلِيْبِيِّ زَرْدَمَتَهُ [أَيْ حَلْقَهُ] فَاقْتَلَعَهَا فَمَاتَ المَلْعُوْنُ. وَأَسْلَمَ بِسَبَبِ هٰذِهِ الوَاقِعَةِ العَظِيْمَةِ مِنَ المُغُل نَحْوٌ مِنْ أَرْبَعِيْنَ أَلْفًا!! وَاشِتَهَرَتِ الوَاقِعَةُ. اه
Imam Adz-Dzahabi (748 H) rahimahullah juga menyebutkan kisah ini dalam Mu’jam Asy-Syuyukh (hal. 387) dengan sanad yang shahih. Beliau berkata bahwa saksi dan perawi kisah ini adalah Jamaluddin rahimahullah (W 706 H), anjing itu menerkamnya dan aku melihatnya disana, anjing itupun lalu menggigit kerongkongan orang itu mencabik-cabiknya hingga orang Nashrani itu mati terlaknat. Dari kejadian ini, masuk islamlah sekitar empat puluh ribu orang Mongol. Kejadian itupun masyhur dan tersebar.
Tambahan :
Hulagu Khan merupakan cucu dari pemimpin Mongol paling berpengaruh dalam sejarah, Jenghis Khan (W 625 H). Hulagu Khan adalah kaisar penakluk berbagai kekhalifahan di Timur Tengah, Abbasiyyah di Baghdad, Ayyubiyyah di Syria, dan Mameluk di Mesir. Dialah pembunuh jutaan kaum muslimin di ibu kota Baghdad dan menghancurkan peradaban Islam dan perbendaharaan ilmu pengetahuan kaum muslimin pada 656 H.
Baghdad saat itu merupakan pusat ilmu pengetahuan, baik ilmu agama maupun dunia, penuh dengan buku-buku sejarah, kedokteran, astronomi, hisab, dan lainnya. Dijarah dan sebagian besar bukunya dilempar ke Sungai Tigris, para saksi mata mengatakan Sungai Tigris berganti warnanya menjadi hitam dikarenakan saking banyaknya buku yang terendam sehingga tintanya luntur.
Khalifah Al-Mus’tashim (W 656 H) yang dikhianati oleh perdana menterinya yang Syiah, Ibnu ‘Alqami (W 656 H), ditangkap dan disuruh melihat rakyatnya yang sedang disembelih di jalan-jalan dan hartanya yang dirampas. Kemudian setelah itu khalifah dibunuh dengan cara dibungkus dengan permadani dan diinjak-injak dengan kuda sampai mati. Semua anaknya dibunuh kecuali satu yang masih kecil dijadikan budak dan dibawa ke Mongol. Demikian pula Ibnu ‘Alqami dibunuh secara sadis oleh Hulagu Khan walau dia telah bersekongkol dengannya.
Lihat: Al-Bidayah wa An-Nihayah (juz 17 hal. 356 dst).
والله تعالى أعلم وهو ولينا ومولانا..
اللهم أعز الإسلام والمسلمين وأذل الشرك والمشركين ودمر أعداءك أعداء الدين اللهم انصر عبادك الموحدين في كل مكان، وصلى الله على نبينا محمد وآله وأصحابه وسلم.