Ibnul Qoyyim (751 H) rahimahullah berkata:
إِذَا أَرَدْتَ الاِنْتِفَاعَ بِالقُرْآنِ، فَاجْمَعْ قَلْبَكَ عِنْدَ تِلَاوَتِهِ وَسِمَاعِهِ، وَأَلْقِ سَمْعَكَ، وَاحْضُرْ حُضُوْرَ مَنْ يُخَاطِبُهُ بِهِ مَنْ تَكَلَّمَ بِهِ سُبْحَانَهُ مِنْهُ إِلَيْهِ؛ فَإِنَّهُ خِطَابٌ مِنْهُ لَكَ عَلَى لِسَانِ رَسُوْلِهِ، قَالَ تَعَالَى: ﴿ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ ﴾ ق:37
Apabila engkau ingin Al-Qur’an itu terasa bermanfaat bagimu, hadirkanlah hatimu ketika membaca dan mendengarnya, simaklah dengan seksama, simaklah sebagaimana menyimaknya manusia yang Allah berbicara kepadanya (Rasulullah). Sesungguhnya itu adalah kalam dari-Nya untukmu dari lisan Rasul-Nya. Allah berfirman yang artinya: “Sungguh, pada yang demikian itu pasti terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.” (QS. Qaaf: 37)
(Al-Fawaaid: 3)