الحـديث السادس والسبعون
HADITS KETUJUH PULUH ENAM
عَنِ ابْنِ عُمَرَ ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «إِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ». (رَوَاهُ البُخَارِيُّ)
Dari Ibnu ‘Umar râdhiyallâhu ‘anhumâ ia berkata; Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya kezaliman itu adalah mendatangkan kegelapan pada hari kiamat kelak.” (HR. Bukhari: 2267 dan Muslim: 4676)
الحـديث السابع والسبعون
HADITS KETUJUH PULUH TUJUH
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنَ عَمْرٍو ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «المُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ المُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ، وَالمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ». (رَوَاهُ البُخَارِيُّ)
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr râdhiyallâhu ‘anhumâ ia berkata; Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Muslim yang sempurna adalah yang muslim lainnya selamat dari gangguan lidah dan tangannya. Dan orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang Allah larang.” (HR. Bukhari: 6003)
الحـديث الثامن والسبعون
HADITS KETUJUH PULUH DELAPAN
عَنِ ابْنِ عُمَرَ ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: «كُلُّ مُسْكِرٍ خَمْرٌ، وَكُلُّ مُسْكِرٍ حَرَامٌ». (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Dari Ibnu Umar râdhiyallâhu ‘anhumâ, bahwa Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap yang memabukkan adalah khamer, dan setiap yang memabukkan adalah haram.” (HR. Muslim: 3734)
الحـديث التاسع والسبعون
HADITS KETUJUH PULUH SEMBILAN
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ ، أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ، قَالَ: «أَبَرُّ الْبِرِّ أَنْ يَصِلَ الرَّجُلُ وُدَّ أَبِيهِ». (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar râdhiyallâhu ‘anhumâ bahwa Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya kebajikan yang utama ialah apabila seseorang melanjutkan hubungan (silaturrahim) dengan keluarga sahabat baik ayahnya.” (HR. Muslim: 4630)
الحـديث الثمانون
HADITS KEDEPALAN PULUH
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: ” لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ: رَجُلٌ آتَاهُ اللهُ الْقُرْآنَ فَهُوَ يَقُومُ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ، وَآنَاءَ النَّهَارِ، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللهُ مَالًا، فَهُوَ يُنْفِقُهُ آنَاءَ اللَّيْلِ، وَآنَاءَ النَّهَارِ “. (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar râdhiyallâhu ‘anhumâ dari Nabi shallallâhu ‘Alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “Tidak boleh dengki kecuali pada dua hal. (Pertama) kepada seorang yang telah diberi Allah (hafalan) Al-Qur’an, sehingga ia membacanya siang dan malam. (Kedua) kepada seorang yang dikaruniakan Allah harta kekayaan, lalu dibelanjakannya harta itu siang dan malam (di jalan Allah).” (HR. Bukhari: 4637 dan Muslim: 1350)
الحـديث الواحد والثمانون
HADITS KEDEPALAN PULUH SATU
عَنْ جَابِرٍ ، عَنْ رَسُولِ اللهِ ﷺ قَالَ: «لَا تَأْكُلُوا بِالشِّمَالِ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِالشِّمَالِ». (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Dari Jabir râdhiyallâhu ‘anhu,dari Rasulullah shallallâhu ‘Alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “Janganlah kalian makan dengan tangan kiri, karena setan makan dengan tangan kiri.” (HR. Muslim: 3763)
الحـديث الثاني والثمانون
HADITS KEDEPALAN PULUH DUA
حَدَّثَنَا جَابِرُ بْنُ عَبْدِ اللهِ ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُولُ: «مَنْ لَقِيَ اللهَ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ، وَمَنْ لَقِيَهُ يُشْرِكُ بِهِ دَخَلَ النَّارَ». (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Telah menceritakan kepada kami Jabir bin Abdullah râdhiyallâhu ‘anhumâ, dia berkata, “Saya mendengar Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang meninggal menemui Allah dalam keadaan tidak mensyirikkan Allah dengan sesuatu apapun pasti masuk surga, dan orang yang meninggal (menemui Allah) dalam keadaan mensyirikkan Allah dengan sesuatu pasti masuk neraka.” (HR. Muslim: 136)
الحـديث الثالث والثمانون
HADITS KEDEPALAN PULUH TIGA
سَمِعْتُ جَابِرًا ، يَقُولُ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ ﷺ يَقُولُ: «إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكَ الصَّلَاةِ». (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Saya mendengar Jabir râdhiyallâhu ‘anhu berkata, “Saya mendengar Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sungguh, yang memisahkan antara seorang laki-laki dengan kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat’.” (HR. Muslim: 116)
الحـديث الرابع والثمانون
HADITS KEDEPALAN PULUH EMPAT
عَنْ جَابِرٍ ، قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ ﷺ، يَقُولُ: «يُبْعَثُ كُلُّ عَبْدٍ عَلَى مَا مَاتَ عَلَيْهِ». (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Dari Jabir râdhiyallâhu ‘anhu ia berkata, Aku mendengar Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap hamba dibangkitkan di atas kondisi saat ia meninggal.” (HR. Muslim: 5126)
الحـديث الخامس والثمانون
HADITS KEDEPALAN PULUH LIMA
عَنْ بَعْضِ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ ﷺ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ، لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً». (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Dari sebagian para istri Nabi, dari Nabi shallallâhu ‘Alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “Barangsiapa mendatangi tukang tenung lalu dia bertanya kepadanya tentang suatu hal, maka shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh malam.” (HR. Muslim: 4137)
الحـديث السادس والثمانون
HADITS KEDEPALAN PULUH ENAM
عن عَبْدَ اللَّهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ ، قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ ﷺ يَقُولُ: «إِنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَذَابًا عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ القِيَامَةِ المُصَوِّرُونَ». (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)
Dari Abdullah bin Mas’ud râdhiyallâhu ‘anhu ia berkata; saya mendengar Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling keras siksaannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah orang-orang yang suka menggambar.” (HR. Bukhari: 5494 dan Muslim: 3493)
الحـديث السابع والثمانون
HADITS KEDEPALAN PULUH TUJUH
عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «مَنْ قَرَأَ بِالْآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ البَقَرَةِ فِي لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ». (رَوَاهُ البُخَارِيُّ)
Dari Abu Mas’ud râdhiyallâhu ‘anhu ia berkata; Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang membaca dua ayat terakhir dari surah Al-Baqarah pada suatu malam, niscaya kedua ayat itu akan mencukupinya.” (HR. Bukhari: 4624)
الحـديث الثامن والثمانون
HADITS KEDEPALAN PULUH DELAPAN
عَنْ ثَابِتِ بْنِ الضَّحَّاكِ ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «مَنْ حَلَفَ بِمِلَّةٍ غَيْرِ الإِسْلاَمِ كَاذِبًا فَهُوَ كَمَا قَالَ، وَمَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِشَيْءٍ عُذِّبَ بِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ، وَلَعْنُ المُؤْمِنِ كَقَتْلِهِ، وَمَنْ رَمَى مُؤْمِنًا بِكُفْرٍ فَهُوَ كَقَتْلِهِ». (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)
Dari Tsabit bin Ad-Dhahak râdhiyallâhu ‘anhu, dari Nabi shallallâhu ‘Alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “Barangsiapa bersumpah dengan selain agama Islam secara dusta, maka dia seperti apa yang dia katakan, barangsiapa bunuh diri dengan sesuatu di dunia, maka dia akan disiksa di neraka jahanam dengan sesuatu yang ia pergunakan untuk bunuh diri, barangsiapa melaknat seorang muslim maka ia seperti membunuhnya dan barangsiapa menuduh seorang muslim dengan kekafiran maka ia seperti membunuhnya.” (HR. Bukhari: 5640 dan Muslim: 159)
الحـديث التاسع والثمانون
HADITS KEDEPALAN PULUH SEMBILAN
عَنْ أَبِي ذَرٍّ ، قَالَ: قَالَ لِيَ النَّبِيُّ ﷺ: «لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ». (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Dari Abu Dzar râdhiyallâhu ‘anhu ia berkata; Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku, “Janganlah kamu menganggap remeh sedikitpun terhadap kebaikan, walaupun kamu hanya bermanis muka kepada saudaramu (sesama muslim) ketika bertemu.” (HR. Muslim: 4760)
الحـديث التسعون
HADITS KESEMBILAN PULUH
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: ” مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُو لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ، إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ: وَلَكَ بِمِثْلٍ “. (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Dari Abu Ad Darda’ râdhiyallâhu ‘anhu ia berkata, “Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) yang berjauhan, melainkan malaikat akan mendoakannya pula: ‘Dan bagimu kebaikan yang sama.’ (HR. Muslim: 4912)
الحـديث الواحد والتسعون
HADITS KESEMBILAN PULUH SATU
سَمِعْتُ مُعَاوِيَةَ بْنَ أَبِي سُفْيَانَ ، وَهُوَ يَخْطُبُ يَقُولُ: إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُولُ: «مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ، وَإِنَّمَا أَنَا قَاسِمٌ وَيُعْطِي اللهُ». (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)
Saya mendengar Mu’awiyah bin Abu Sufyan râdhiyallâhu ‘anhumâ yang sedang berkhutbah berkata; Sesungguhnya saya telah mendengar Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang dikehendaki Allah menjadi baik, maka ia akan diberi pengetahuan yang mendalam mengenai agama. Sesungguhnya aku ini hanyalah yang membagi-bagi, sedangkan yang memberi ialah Allah.” HR. Bukhari: 6768 dan Muslim: 1721)
الحـديث الثاني والتسعون
HADITS KESEMBILAN PULUH DUA
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: «إِذَا سَمِعْتُمُ النِّدَاءَ، فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ الْمُؤَذِّنُ». (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)
Dari Abu Sa’id Al-Khudri râdhiyallâhu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila kalian mendengar azan, maka jawablah seperti apa yang diucapkan muazin.” (HR. Bukhari: 576 dan Muslim: 576)
الحـديث الثالث والتسعون
HADITS KESEMBILAN PULUH TIGA
عَنْ أَبِي قَتَادَةَ ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ، قَالَ: «إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمُ الْمَسْجِدَ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يَجْلِسَ». (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)
Dari Abu Qatadah As-Salami râdhiyallâhu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika salah seorang dari kalian masuk masjid, maka hendaklah ia shalat dua rakaat sebelum ia duduk.” (HR. Bukhari: 425 dan Muslim: 1166)
الحـديث الرابع والتسعون
HADITS KESEMBILAN PULUH EMPAT
عَنْ أَبِي مُوسَى ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لاَ يَذْكُرُ رَبَّهُ، مَثَلُ الحَيِّ وَالمَيِّتِ». (رَوَاهُ البُخَارِيُّ)
Dari Abu Musa râdhiyallâhu ‘anhu ia berkata; Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Permisalan orang yang mengingat Rabb-nya dengan orang yang tidak mengingat Rabb-nya seperti orang yang hidup dengan yang mati.” (HR. Bukhari: 5928)
الحـديث الخامس والتسعون
HADITS KESEMBILAN PULUH LIMA
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: ” نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالفَرَاغُ”. (رَوَاهُ البُخَارِيُّ)
Dari Ibnu Abbas râdhiyallâhu ‘anhumâ ia berkata; Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dua kenikmatan yang sering dilupakan oleh kebanyakan manusia adalah kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari: 5933)
الحـديث السادس والتسعون
HADITS KESEMBILAN PULUH ENAM
عَنْ عُثْمَانَ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وَعَلَّمَهُ». (رَوَاهُ البُخَارِيُّ)
Dari Utsman râdhiyallâhu ‘anhu, dari Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “Orang yang paling baik di antara kalian adalah seorang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari: 4639)
الحـديث السابع والتسعون
HADITS KESEMBILAN PULUH TUJUH
عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ خَرَجَتْ خَطَايَاهُ مِنْ جَسَدِهِ، حَتَّى تَخْرُجَ مِنْ تَحْتِ أَظْفَارِهِ». (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Dari Utsman bin Affan râdhiyallâhu ‘anhu ia berkata, “Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa berwudhu, lalu membaguskan wudhunya, niscaya kesalahan-kesalahannya keluar dari badannya hingga keluar dari bawah kuku-kukunya.” (HR. Muslim: 361)
الحـديث الثامن والتسعون
HADITS KESEMBILAN PULUH DELAPAN
عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ، وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ». (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Dari Utsman bin Affan râdhiyallâhu ‘anhu ia berkata, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa shalat Isya berjamaah, seolah-olah ia shalat malam selama separuh malam, dan barangsiapa shalat Subuh berjamaah, seolah-olah ia telah shalat seluruh malamnya.” (HR. Muslim: 1049)
الحـديث التاسع والتسعون
HADITS KESEMBILAN PULUH SEMBILAN
عَنْ أَبِيْ أَيُّوْبٍ الأَنْصَارِيِّ ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: «مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ». (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Dari Abu Musa Al-Asy’ariy râdhiyallâhu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang berpuasa Ramadan kemudian diiringi dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka yang demikian itu seolah-olah berpuasa sepanjang masa.” (HR. Muslim: 1984)
الحـديث المائة
HADITS KESERATUS
عَنْ سَهْلِ بْنِ أَبِيْ أُمَامَةَ ، أَنَّ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «مَنْ سَأَلَ اللهَ الشَّهَادَةَ بِصِدْقٍ، بَلَّغَهُ اللهُ مَنَازِلَ الشُّهَدَاءِ، وَإِنْ مَاتَ عَلَى فِرَاشِهِ». (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Dari Sahl bin Abi Umamah râdhiyallâhu ‘anhu, bahwa Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa mengharapkan mati syahid dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan mengangkatnya sampai ke derajat para syuhada’ meski ia meninggal dunia di atas tempat tidur.” (HR. Muslim: 3532)