الحـديث الواحد والخمسون

HADITS KELIMA PULUH SATU

عَنْ عَائِشَةَ ، قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ». (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)

Dari ‘Aisyah râdhiyallâhu ‘anhâ dia berkata, “Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa mengada-ngada sesuatu yang baru dalam urusan (agama) kami, padahal kami tidak perintahkan, maka hal itu tertolak.” (HR. Bukhari 2499 dan Muslim: 3242)

الحـديث الثاني والخمسون

HADITS KELIMA PULUH DUA

عَنْ عَائِشَةَ ، قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا، وَإِنْ قَلَّ». (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)

Dari Aisyah râdhiyallâhu ‘anhâ ia berkata; Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang terus-menerus (dilakukan) meskipun sedikit.” (HR. Bukhari: 5984 dan Muslim: 1305)

الحـديث الثالث والخمسون

HADITS KELIMA PULUH TIGA

عَنْ عَائِشَةَ ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «مَنْ نَذَرَ أَنْ يُطِيعَ اللَّهَ فَلْيُطِعْهُ، وَمَنْ نَذَرَ أَنْ يَعْصِيَهُ فَلاَ يَعْصِهِ». (رَوَاهُ البُخَارِيُّ)

Dari ‘Aisyah râdhiyallâhu ‘anhâ, dari Nabi shallallâhu ‘Alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “Barangsiapa bernadzar untuk menaati Allah, hendaknya ia menaati-Nya, dan barangsiapa bernadzar untuk bermaksiat kepada-Nya, maka janganlah ia perturutkan untuk bermaksiat kepada-Nya.” (HR. Bukhari: 6202)

الحـديث الرابع والخمسون

HADITS KELIMA PULUH EMPAT

عَنْ عَائِشَةَ ، قَالَتْ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «لاَ تَسُبُّوا الأَمْوَاتَ، فَإِنَّهُمْ قَدْ أَفْضَوْا إِلَى مَا قَدَّمُوا». (رَوَاهُ البُخَارِيُّ)

Dari ‘Aisyah râdhiyallâhu ‘anhâ ia berkata, Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian mencaci orang yang telah mati, sebab mereka telah menghadapi apa yang mereka lakukan.” (HR. Bukhari: 6035)

الحـديث الخامس والخمسون

HADITS KELIMA PULUH LIMA

عَنْ عَائِشَةَ : «أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ كَانَ لاَ يَدَعُ أَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ، وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الغَدَاةِ». (رَوَاهُ البُخَارِيُّ)

Dari ‘Aisyah râdhiyallâhu ‘anhâ, bahwa Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkan shalat sunnat empat rakaat sebelum Zuhur dan dua rakaat sebelum shalat Subuh”. (HR. Bukhari: 1110)

الحـديث السادس والخمسون

HADITS KELIMA PULUH ENAM

عَنْ عَائِشَةَ  قَالَتْ: «كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يُحِبُّ التَّيَمُّنَ فِي طُهُورِهِ، وَتَرَجُّلِهِ، وَتَنَعُّلِهِ». (رَوَاهُ البُخَارِيُّ)

Dari ‘Aisyah râdhiyallâhu ‘anhâ ia berkata, “Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam menyukai tayammun (mendahulukan yang kanan) ketika bersuci, menyisir rambut dan memakai sandal.” (HR. Bukhari: 5406)

الحـديث السابع والخمسون

HADITS KELIMA PULUH TUJUH

عَنْ عَائِشَةَ  قَالَتْ: «كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يَذْكُرُ اللهَ عَلَى كُلِّ أَحْيَانِهِ». (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)

Dari Aisyah râdhiyallâhu ‘anhâ iaberkata; ‘Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam selalu berzikir kepada Allah dalam setiap waktunya.’ (HR. Muslim: 558)

الحـديث الثامن والخمسون

HADITS KELIMA PULUH DELAPAN

عَنْ عَائِشَةَ ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: «رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا». (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)

Dari ‘Aisyah râdhiyallâhu ‘anhâ, dari Nabi shallallâhu ‘Alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “Dua rakaat fajar lebih baik daripada dunia seisinya.” (HR. Muslim: 1193)

الحـديث التاسع والخمسون

HADITS KELIMA PULUH SEMBILAN

عَنْ عَائِشَةَ ، زَوْجِ النَّبِيِّ ﷺ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: «إِنَّ الرِّفْقَ لَا يَكُونُ فِي شَيْءٍ إِلَّا زَانَهُ، وَلَا يُنْزَعُ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا شَانَهُ». (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)

Dari ‘Aisyah râdhiyallâhu ‘anhâ istri Nabi ﷺ, dari Nabi shallallâhu ‘Alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “Sesungguhnya kasih sayang itu tidak akan berada pada sesuatu melainkan ia akan menghiasinya (dengan kebaikan). Sebaliknya, jika kasih sayang itu dicabut dari sesuatu, melainkan ia akan membuatnya menjadi buruk.” (HR. Muslim: 4698)

الحـديث الستون

HADITS KEENAM PULUH

عَنْ أَنَسٍ ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ، حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ». (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)

Dari Anas râdhiyallâhu ‘anhu, dari Nabi shallallâhu ‘Alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “Tidaklah beriman seseorang dari kalian sehingga dia mencintai untuk saudaranya sebagaimana dia mencintai untuk dirinya sendiri”. (HR. Bukhari: 12 dan Muslim: 64)

الحـديث الواحد والستون

HADITS KEENAM PULUH SATU

عَنْ أَنَسٍ ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا، أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا، فَيَأْكُلُ مِنْهُ طَيْرٌ، أَوْ إِنْسَانٌ، أَوْ بَهِيمَةٌ، إِلَّا كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ». (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)

Dari Anas bin Malik râdhiyallâhu ‘anhu ia berkata; Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang muslimpun yang bercocok tanam atau menanam satu tanaman lalu tanaman itu dimakan oleh burung atau menusia atau hewan melainkan itu menjadi shadaqah baginya”. (HR. Bukhari: 2152 dan Muslim: 2904)

الحـديث الثاني والستون

HADITS KEENAM PULUH DUA

عن أَنَس بْن مَالِكٍ ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ، قَالَ: «مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ». (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)

Dari Anas bin Malik râdhiyallâhu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa ingin lapangkan pintu rezeki untuknya dan dipanjangkan umurnya hendaknya ia menyambung tali silaturrahmi.” (HR. Bukhari: 5527 dan Muslim: 4639)

الحـديث الثالث والستون

HADITS KEENAM PULUH TIGA

عَنْ أَنَسٍ ، قَالَ: كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ النَّبِيِّ ﷺ: «اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ». (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)

Dari Anas râdhiyallâhu ‘anhu dia berkata, “Doa yang paling banyak dipanjatkan Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam adalah: (‘RABBANAA AATINAA FID DUN-YAA HASANAH WAFIL AAKHIRATI HASANAH WAQINAA ‘ADZAABAN NAAR) Wahai Rabb kami, karuniakanlah kepada kami kebaikan di dunia dan akhirat, dan hindarkanlah kami dari siksa api neraka.'” (HR. Bukhari: 5910 dan Muslim: 4855)

الحـديث الرابع والستون

HADITS KEENAM PULUH EMPAT

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ  قَالَ: «إِنَّمَا الصَّبْرُ عِنْدَ أَوَّلِ صَدْمَةٍ». (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)

Dari Anas bin Malik râdhiyallâhu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya kesabaran yang sebenarnya adalah pada goncangan yang pertama.” (HR. Bukhari: 6621 dan Muslim: 1535)

الحـديث الخامس والستون

HADITS KEENAM PULUH LIMA

عَنْ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ ، يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلَاثَةٌ، فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى وَاحِدٌ، يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ، فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ». (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)

Dari Anas bin Malik râdhiyallâhu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Mayyit diiringi tiga hal, yang dua akan kembali sedang yang satu terus menyertainya, ia diiringi oleh keluarganya, hartanya dan amalnya. Harta dan keluarganya akan kembali, sedang amalnya akan terus tetap bersamanya.” (HR. Bukhari: 6033 dan Muslim: 5250)

الحـديث السادس والستون

HADITS KEENAM PULUH ENAM

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: «يَسِّرُوا وَلاَ تُعَسِّرُوا، وَبَشِّرُوا، وَلاَ تُنَفِّرُوا». (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)

Dari Anas bin Malik râdhiyallâhu ‘anhu, dari Nabi shallallâhu ‘Alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “Permudahlah dan jangan persulit, berilah kabar gembira dan jangan membuat orang lari.  (HR. Bukhari : 67 dan Muslim: 3264)

الحـديث السابع والستون

HADITS KEENAM PULUH TUJUH

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «سَوُّوا صُفُوفَكُمْ، فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصَّفِّ، مِنْ تَمَامِ الصَّلَاةِ». (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)

Dari Anas bin Malik râdhiyallâhu ‘anhu ia berkata, “Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Luruskanlah shaf kalian, karena lurusnya shaf adalah bagian dari kesempurnaan shalat.” HR. Bukhari: 681 dan Muslim: 656)

الحـديث الثامن والستون

HADITS KEENAM PULUH DELAPAN

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «إِنَّ اللهَ لَيَرْضَى عَنِ الْعَبْدِ أَنْ يَأْكُلَ الْأَكْلَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا أَوْ يَشْرَبَ الشَّرْبَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا». (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)

Dari Anas bin Malik râdhiyallâhu ‘anhu ia berkata, “Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya Allah Ta’ala sangat suka kepada hamba-Nya yang mengucapkan tahmid (Alhamdulillah) sesudah makan dan minum.” (HR. Muslim: 4915)

الحـديث التاسع والستون

HADITS KEENAM PULUH SEMBILAN

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: ” لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ وَوَالِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ)). (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)

Dari Anas râdhiyallâhu ‘anhu ia berkata, Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah beriman seorang dari kalian hingga aku lebih dicintainya daripada orang tuanya, anaknya, dan dari manusia seluruhnya”. (HR. Bukhari: 14 dan Muslim: 63)

الحـديث السبعون

HADITS KETUJUH PULUH

عَنِ ابْنِ عُمَرَ ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «مَا زَالَ جِبْرِيلُ يُوصِينِي بِالْجَارِ، حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ». (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)

Dari Ibnu Umar râdhiyallâhu ‘anhumâ ia berkata; Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jibril senantiasa mewasiatkanku untuk berbuat baik terhadap tetangga sehingga aku mengira tetangga juga akan mendapatkan harta waris.” (HR. Bukhari: 5556 dan Muslim: 4757)

الحـديث الواحد والسبعون

HADITS KETUJUH PULUH SATU

عَنِ ابْنِ عُمَرَ ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: «اجْعَلُوا آخِرَ صَلَاتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرًا». (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar râdhiyallâhu ‘anhumâ dari Nabi shallallâhu ‘Alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “Jadikanlah akhir shalat malam dengan ganjil (witir).” (HR. Bukhari: 943 dan Muslim: 1245)

الحـديث الثاني والسبعون

HADITS KETUJUH PULUH DUA

عَنِ ابْنِ عُمَرَ ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «مَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَسْأَلُ النَّاسَ، حَتَّى يَأْتِيَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَيْسَ فِي وَجْهِهِ مُزْعَةُ لَحْمٍ». (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)

Dari ibnu ‘Umar râdhiyallâhu ‘anhumâ ia berkata, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seseorang terus meminta-minta hingga kelak pada hari kiamat ia menjumpai Allah sementara di wajahnya tidak ada sekerat daging pun.” HR. Bukhari: 1381 dan Muslim: 1725)

الحـديث الثالث والسبعون

HADITS KETUJUH PULUH TIGA

عَنِ ابْنِ عُمَرَ ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ، قَالَ: «الَّذِي تَفُوتُهُ صَلَاةُ الْعَصْرِ، كَأَنَّمَا وُتِرَ أَهْلَهُ وَمَالَهُ». (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ).

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar râdhiyallâhu ‘anhumâ, bahwa Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang kehilangan shalat Asar (dengan berjamaah) seperti orang yang kehilangan keluarga dan hartanya.” HR. Bukhari: 519 dan Muslim: 991)

الحـديث الرابع والسبعون

HADITS KETUJUH PULUH EMPAT

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: «الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ، لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ، مَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللهُ فِي حَاجَتِهِ، وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً، فَرَّجَ اللهُ عَنْهُ بِهَا كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ». (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar râdhiyallâhu ‘anhumâ bahwa Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, dia tidak menzaliminya dan tidak membiarkannya untuk disakiti. Siapa yang membantu kebutuhan saudaranya maka Allah akan membantu kebutuhannya. Siapa yang menghilangkan satu kesusahan seorang muslim, maka Allah menghilangkan satu kesusahan baginya dari kesusahan-kesusahan hari kiamat. Dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim maka Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat”. (HR. Bukhari: 2262 dan Muslim: 4677)

الحـديث الخامس والسبعون

HADITS KETUJUH PULUH LIMA

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ ، قَالَ: أَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ بِمَنْكِبِي، فَقَالَ: «كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ» وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ، يَقُولُ: «إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ المَسَاءَ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ». (رَوَاهُ البُخَارِيُّ)

Dari Abdullah bin Umar râdhiyallâhu ‘anhumâ ia berkata, “Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam pernah memegang pundakku dan bersabda, ‘Jadilah kamu di dunia ini seakan-akan orang asing atau seorang pengembara.” Ibnu Umar juga berkata; ‘Bila kamu berada di sore hari, maka janganlah kamu menunggu datangnya waktu pagi, dan bila kamu berada di pagi hari, maka janganlah menunggu waktu sore, pergunakanlah waktu sehatmu sebelum sakitmu, dan hidupmu sebelum matimu.’ (HR. Bukhari: 5937)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *